-->

JALAN MENUJU ALAM KUBUR

JALAN MENUJU ALAM KUBUR

Hai anakku,
peganglah teguh perkataanku,
dan simpanlah perintah-perintahku di dalam hatimu.

Peganglah teguh perincah-perincahku supaya engkau hidup, 
demikian pula ajaranku,
seperti biji matamu.

Ikatkanlah semua itu pada jarimu,
dan culiskanlah semua itu pada loh hatimu.

Katakanlah kepada hikmah,
"Engkau adalah saudaraku,"
dan sebuah pengertian itu kaum keluargamu,
supaya engkau dijaganya dari perempuan sundal,
dan dari perempuan pezina yang perkataannya merayu-rayu.


Karena dari jendela rumahku,
ketika aku menjenguk melalui teraliku e,
kulihat di antara orang-orang yang lugu,
dan kuperhatikan di antara para teruna, seorang muda yang tak berakal budi.

la melintasi jalan di dekat persimpangan dan menempuh arah menuju rumah perempuan itu di kala senja,
yaitu pada waktu magrib,
menjelang datangnya malam yang gelap gulita.

Kemudian, seorang perempuan datang . menemuinya,
berpakaian sundal dan berhati licik.


Ia cerewet dan suka memberontak.

Kakinya tidak betah di rumah,
sebentar di jalan,
sebentar di tempat-tempat umum,
dan di setiap persimpangan ia menunggu.


Ia menangkap orang muda itu dan menciumnya,
dan dengan tebal muka ia berkata kepadanya,

"Aku harus mempersembahkan kurban pengampunan dosa,
dan pada hari ini aku telah mcmenuhi nazarku.

Itulah sebabnya aku keluar untuk bertemu denganmu.

Aku mencarimu dengan sungguh-sungguh,
aku engkau kutemukan.

Di atas tempat tidurku telah kubentangkan alas,
kain lengan beraneka warna dari Mesir.

Aku pun telah mengharumkan tempat tidurku dengan damar wangi, gaharu, dan kayu manis.

Marilah kita memuaskan birahi sampai pagi hari,
dan memuaskan diri kira dengan cinta.

Karena suamiku tidak ada di rumah,
ia sedang pergi menempuh perjalanan yang jauh.

Ia membawa sekantong uang,
dan baru akan pulang saat bulan purnama."

Dengan kata-kara bujukannya ia berusaha memikatnya,
dan dengan rayuan bibirnya ia menggodanya.

Maka tiba-riba orang muda itu mengikutinya seperti lembu yang digiring ke tempat penyembelihan,

seperti orang terbelenggu yang dibawa ke tempat penghukuman orang bodoh,
sampai anak panah merekam ulu hatinya,
la seperti burung yang melaju masuk jerat, tanpa sadar bahwa nyawanya terancam.

Sebab itu sekarang,
hai anak-anakku dengarkanlah aku,
dan perhatikanlah perkataan yang keluar dari mulutku.

Janganlah harimu menyimpang ke jalan-jalan perempuan itu, dan jangan sampai engkau tersesat di lorong-lorongnya,
karena telah banyak korban dijatuhkannya, dan terlalu banyak jumlah orang yang dibunuhnya.

Rumahnya adalah jalan menuju alam kubur, turun menuju ruang-ruang kematian.


 #Pepatah Nabi Sulaiman AS

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter